Surabaya, salah satu kota metropolitan yang paling dinamis di Indonesia, mencapai kesuksesan dalam upaya melawan stunting, dengan menurunkan prevalensi stunting ke tingkat terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia yaitu sebesar 1,6%. Pencapaian ini tidak hanya menggarisbawahi komitmen Kota Surabaya terhadap kesehatan bayi dan balita, namun juga menempatkan Surabaya sebagai mercusuar harapan dan kemajuan dalam upaya nasional mengatasi malnutrisi dan menjamin pembangunan kesehatan bagi generasi mendatang.
Sinergi Kuat Surabaya Hebat
Keberhasilan Surabaya dalam menanggulangi stunting merupakan hasil upaya terpadu dan multisektoral yang melibatkan instansi pemerintah, penyedia layanan kesehatan, organisasi masyarakat, Kader Surabaya Hebat, Tim Pendamping Keluarga, civitas akademika, dan masyarakat. Menyadari pentingnya mengatasi penyebab utama stunting, para pemangku kepentingan berkolaborasi untuk menerapkan intervensi dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan nutrisi, akses layanan kesehatan, dan kondisi social ekonomi bagi keluarga rentan.
Mengatasi Akar Penyebab
Inti dari strategi Surabaya adalah pendekatan holistik untuk mengatasi akar penyebab stunting, yang mencakup lebih dari sekedar asupan makanan yang tidak memadai, namun juga mencakup faktor-faktor seperti kesehatan ibu, sanitasi, kebersihan, dan akses terhadap layanan kesehatan. Dengan berinvestasi pada program layanan kesehatan ibu dan anak seperti: 1 Puskesmas 1 Dokter Spesialis Anak dan 1 Puskesmas 1 Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, mendorong praktik pemberian ASI eksklusif, meningkatkan infrastruktur air dan sanitasi, serta menyediakan permakanan tambahan bagi balita stunting, balita pra stunting, Ibu Hamil dan Menyusui Kurang Energi Kronis, kota ini meletakkan dasar bagi kemajuan yang berkelanjutan dalam memerangi stunting.
Pemberdayaan masyarakat
Yang terpenting, upaya Surabaya untuk menurunkan stunting tidak hanya terbatas pada intervensi top-down namun juga melibatkan pemberdayaan masyarakat untuk berperan serta aktif terhadap pembangunan kesehatan dan kesejahteraan di Kota Surabaya. Inisiatif Pemerintah Kota Surabaya, seperti meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Kampung ASI, program pemberian makanan tambahan, melibatkan orang tua dan masyarakat dalam mempromosikan praktik kesehatan serta menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak. Rembug stunting juga dilakukan di tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan untuk mengetahui faktor-faktor penentu munculnya stunting di setiap wilayah terkecil di Surabaya sehingga dapat mengatasi faktor-faktor tersebut secara efektif.
Dampak Terukur
Dampak dari inisiatif-inisiatif Pemerintah Kota Surabaya sangat jelas dan luas jangkauannya. Dengan memprioritaskan nutrisi dan perkembangan anak usia dini, Surabaya tidak hanya mengurangi prevalensi stunting namun juga meningkatkan derajat kesehatan anak-anak secara keseluruhan, perkembangan kognitif, dan prospek jangka panjang. Keluarga-keluarga yang dulu terbebani oleh dampak buruk dari kekurangan gizi kini memiliki harapan baru untuk masa depan yang lebih cerah, berkat peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan di Surabaya serta dan proses bisnis zero stunting yang terdigitalisasi dan terintegrasi.
Percontohan Nasional
Pencapaian Surabaya dalam mengurangi prevalensi stunting pada anak hingga 1,6% memberikan contoh yang baik bagi kota dan daerah lain di Indonesia yang juga menghadapi tantangan serupa. Dengan berbagi praktik terbaik, pembelajaran, dan solusi inovatif, Surabaya dapat menjadi katalis bagi kemajuan nasional dalam mengatasi malnutrisi dan memastikan kesehatan setiap anak, tanpa memandang status sosial ekonomi atau lokasi geografis.
Melihat masa depan
Keberhasilan Surabaya menurunkan prevalensi Stunting, tidak lepas dari kepemimpinan dan dedikasi Bapak Walikota Surabaya, Bapak Eri Cahyadi. Cak Eri pun dianugerahi penghargaan sebagai Kepala Daerah Peduli Stunting. Di bawah kepemimpinan Walikota yang visioner, Surabaya telah menerapkan serangkaian kebijakan dan inisiatif komprehensif yang ditujukan untuk pemberantasan stunting dan malnutrisi.
Mempertahankan dan mengembangkan kemajuan yang telah dicapai memerlukan investasi, inovasi, dan kolaborasi yang berkelanjutan di semua tingkat pemerintahan dan masyarakat. Dengan tetap teguh terhadap komitmennya dalam peningkatan derajat kesehatan bayi dan balita, Surabaya merencanakan masa depan dimana setiap anak mempunyai
kesempatan untuk berkembang dan mencapai potensi maksimal mereka.
Mencapai Target SDGs lebih cepat 6 Tahun !
Bappedalitbang, 7 Mei 2024 - Pemerintah Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi telah berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrim menjadi 0% pada tahun 2024. Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa dalam upaya pengentasan kemiskinan di kota terbesar kedua di Indonesia ini.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan ekstrim di Surabaya pada tahun 2021 masih berada di angka 1,2% atau sekitar 35 ribu jiwa. Kemudian pada tahun 2022 turun menjadi 0,8% atau sekitar 23 ribu jiwa. Akhirnya, pada April 2024, Wali Kota Eri Cahyadi menetapkan Keputusan Walikota bahwa data sasaran keluarga miskin ekstrim di Kota Surabaya sudah mencapai 0 jiwa atau 0 kepala keluarga.
Keberhasilan Surabaya dalam mengentaskan kemiskinan ekstrim tidak lepas dari berbagai program dan kebijakan yang dijalankan Pemkot Surabaya secara komprehensif dan terintegrasi. Beberapa program unggulan yang dilaksanakan antara lain:
Kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak seperti perguruan tinggi, dunia usaha, lembaga keagamaan, dan masyarakat dalam penanganan kemiskinan.
Atas keberhasilannya menurunkan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrim, Pemkot Surabaya mendapatkan penghargaan dan insentif fiskal dari pemerintah pusat. Surabaya juga dijadikan percontohan nasional dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim.
Keberhasilan Surabaya mengentaskan kemiskinan ekstrim menjadi 0% patut diapresiasi dan direplikasi oleh daerahdaerah lain di Indonesia. Dengan kepemimpinan yang inovatif, kebijakan yang tepat sasaran, dan kolaborasi semua pihak, masalah kemiskinan yang kompleks dapat dituntaskan secara efektif dan berkelanjutan.
Pencapaian Surabaya dalam mengentaskan kemiskinan ekstrim juga berkontribusi signifikan terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya Tujuan 1 yaitu Tanpa Kemiskinan (No Poverty). Target SDGs yang terkait kemiskinan antara lain:
Kemiskinan ekstrem di mana pun merupakan ancaman bagi keamanan manusia di mana pun.
" — Kofi Annan, Sekretaris Jenderal Ketujuh Perserikatan Bangsa-Bangsa
Selengkapnya
Day 1 - UNICEF CFCI Team Visit to Surabaya City - Strengthening Child Protection System through Interactive Dialogue Surabaya, March 25, 2024
In effort to strengthen and learn good practices in child protection systems, UNICEF's Child Friendly City Initiative (CFCI) team consisting of:
accompanied by the Chairperson and the UNICEF Team for the Java Region, paid a special
visit to Surabaya City. Warmly welcomed by the Regional Secretary of Surabaya City and
staff from the Surabaya City Government, as well as the Head of the Surabaya City Office
of the Ministry of Religious Affairs, the visit was an important part of UNICEF's global
program to advocate for and support the development of child-friendly cities. Surabaya, as
a growing metropolis, has demonstrated its commitment to the fulfillment of children's rights and protection, making it an ideal location for this study visit. This visit is part of Surabaya's assessment process to become a global CFCI member.
Day One: Exploring Surabaya Square and Dialoguing with Surabaya's Great Children
On the first day, the UNICEF CFCI team visited Surabaya's Alun-alun area, one of the city's
child-friendly public spaces. The team explored the Surabaya City Children's Friends
Information Center (PISA), the Women's Friends Information Center Room (PRISMA), and
the Si Arek FAS (Surabaya Children's Forum) Podcast Room.
At PISA, the UNICEF CFCI team learned about the various information and education
services provided to children, including information on children's rights, health, education, and child protection. The team also visited the PRISMA Room, which focuses on
empowering women and girls. PRISMA contributes to building a safe and supportive
environment for all children in Surabaya.
Next, the UNICEF CFCI team witnessed the performance of CAS (Chamber Acoustic
Spensabaya) from SMPN 1, who brought passion and positive energy into the room.
Through music and art, CAS managed to showcase the extraordinary expression and
creativity of Surabaya's children.
Interactive Dialogue: Exploring Good Practices of Surabaya City's Policies
An interactive dialogue held by the UNICEF CFCI Team with Surabaya's children was a
crucial moment during this visit. The interactive dialogue was guided by a moderator and
attended by children from various communities in Surabaya. The children enthusiastically
expressed their questions and opinions on various issues related to child protection.
UNICEF's CFCI team provided comprehensive and informative answers to these questions.
The team also explained the various programs and policies that UNICEF has implemented to
protect children around the world.
Through these discussions, the team was able to explore and understand the various
perspectives, expectations, and challenges faced by children in their daily lives. The
dialogue not only provided valuable insights for the UNICEF CFCI Team in understanding
the local context of child protection in Surabaya but also strengthened children's voices as
an important part of the policy-making process and child-friendly program implementation.
This visit marks an important step in a concerted effort to understand and replicate good
practices in child protection in cities around the world. Through initiatives such as PISA,
PRISMA, and Forum Anak Surabaya, the city has demonstrated how children's
empowerment and their active participation in social life can contribute to inclusive and
sustainable urban development.
The UNICEF CFCI team is committed to continuing working with the Surabaya City
Government and various stakeholders to strengthen and expand these good practices. The
dialogue and collaboration established during this visit will be the foundation for the further development of effective and inclusive child protection systems, not only in Surabaya but also in other cities in Indonesia as well as around the world.
Day 2 - UNICEF CFCI Team Visit to the Open City School for Excellent Adolescent (OCSEA), Nginden Disabled Children’s Home for Achievement and Dialogue towards Bright Future
Surabaya, March 26, 2024
Building a Better Future for Surabaya's Children - Second Day Visit of UNICEF CFCI
Team
The second day of the UNICEF Child Friendly Cities Initiative
(CFCI) team's visit to Surabaya was an inspiring adventure that reflected the city's passion
for child-friendly cities. From innovative schools to caring communities, the UNICEF team
was presented with evidence of Surabaya's commitment to protect and empower children.
Looking at Good Practices at MTSN 1 Surabaya
Being curious about the Open City School for Excellent Adolescent program, the UNICEF
CFCI team visited MTSN 1 Surabaya. There, they were greeted with the enthusiasm of the
students who proudly explained various OCSEA activities, such as poetry musicalization,
storytelling, presentations of Sanmar Insan Ambassadors from SMPN 1 and MTSN 1
(OCSEA Good Practices), film screenings, and preventive actions #jagabarenglawanOCSEA. The UNICEF CFCI team highly appreciated the commitment of MTSN 1 Surabaya in realizing a child-friendly school. A warm interactive dialogue ensued between the UNICEF team and the students, discussing various issues related to children's rights and child protection. The spirit and enthusiasm of the students showed that OCSEA has succeeded in creating a child-friendly school environment and supporting the development of their potentials.
Lighting Up Hope at Nginden Disabled Children's Home for Achievement
The visit continued to Rumah Anak Prestasi Nginden, a place filled with the joy and spirit of children with special needs. Smiles and laughter greeted the UNICEF team at Rumah Anak
Prestasi Nginden. In this place of joy, the team was treated to a variety of mesmerizing
performances from children with special needs, showcasing their amazing talents. The
parenting classes, which focused on the education and treatment of children with disabilities and the prevention of child abuse, provided valuable tools for parents and caregivers to assist their children. UNICEF and OCSEA teams shared their knowledge and experience with parents and caregivers of children with disabilities, providing them with valuable tools to create learning spaces filled with inspiration and optimism. Activities at RAP also include services for talent and interest development, demonstrating RAP's commitment to ensuring that every child has the opportunity to grow and develop to their full potentials.
Strengthening the Network at Puspaga Balai RW 5 Genteng
At Puspaga Balai RW 5 Genteng, the UNICEF team was greeted with enthusiasm by the
residents and volunteers. The spirit of togetherness was strongly felt in various activities, such as parenting classes, sinau bareng, psychological counseling for children with disabilities, and interactive discussions.
The UNICEF team, PKBM volunteers, PPA Task Force, and Puspaga Balai RW facilitators
exchanged information and ideas on various efforts to protect children. The discussion
strengthened networks and collaboration between various parties, demonstrating a shared
commitment to realizing Surabaya as a safe and comfortable city for children.
Dialogue Towards a Bright Future
The Surabaya City Mayor represented by The Surabaya City Secretary, in his presentation,
explained the city's good practices and progress in realizing a child-friendly city. An interactive dialogue with UNICEF's CFCI team generated ideas and inputs to further improve child protection efforts in the city. The handover of souvenirs symbolizes the appreciation of Surabaya City's dedication and commitment. Surabaya City Government will disseminate
information about the results of the UNICEF CFCI team visit, bringing inspiration and
optimism for other cities in Indonesia to follow Surabaya's footsteps in realizing child-friendly cities.
The UNICEF CFCI team's two-day visit to Surabaya provided a clear picture of the city's
strong commitment to protect and empower children. From innovative schools to caring
communities, the evidence of Surabaya's commitment was clear. The visit is an inspiration
for all to keep on collaborating and moving forward to realize a bright future for children in Indonesia, especially in the city of Surabaya.
#SurabayaKotaLayakAnak #CFCI #UNICEF #ForumAnakSurabaya
Dalam kerangka mewujudkan cita-cita Indonesia Emas Tahun 2025-2045, daerah sesuai kewenangannya menyusun rencana pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini dimulai dari penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah jangka panjang untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
Hari ini, Selasa 2 April 2024 telah terlaksana Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJPD Kota Surabaya Tahun 2025-2045 yang terselenggara di Ruang Graha Sawunggaling, Gedung Pemerintah Kota Surabaya lantai 6 (Jl. Jimerto No.25-27, Ketabang, Kec. Genteng, Kota Surabaya).
Musrenbang RPJPD dilaksanakan untuk membahas Rancangan RPJPD dalam rangka penajaman visi, misi, arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD. Musrenbang RPJPD dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan, yaitu: Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Perangkat Daerah, DPRD, tokoh masyarakat, akademisi, asosiasi usaha, lembaga swadaya masyarakat, perwakilan/kelompok perempuan, penyandang disabilitas, lansia, anak, dan pemangku kepentingan terkait. Hasil Musrenbang RPJPD dirumuskan dalam berita acara kesepakatan Musrenbang dan ditandatangani oleh unsur yang mewakili pemangku kepentingan yang menghadiri Musrenbang.
Acara Musrenbang RPJPD Kota Surabaya Tahun 2025-2045 hari ini juga menampilkan penampilan band musik dan fashion show dari Rumah Anak Prestasi; Tari "Pesona Surabaya" dari Sanggar Tari Sawung Dance; dan penyampaian aspirasi pembangunan dari Forum Anak Surabaya. Pembukaan Musrenbang RPJPD Kota Surabaya Tahun 2025-2045 dipimpin langsung oleh bapak Walikota Surabaya, bapak Eri Cahyadi, ST, MT.
Acara Musrenbang RPJPD Kota Surabaya Tahun 2025-2045 hari ini juga dapat disaksikan melalui Youtube dan dapat diakses melalui tautan berikut https://bit.ly/musrenbangRPJPDSBY . Materi pada Musrenbang RPJPD Kota Surabaya Tahun 2025-2045 dapat diakses melalui tautan dibawah ini
https://bit.ly/MateriRPJPDSurabaya
Sinau dan ngaji bareng merupakan inovasi Pemerintah Kota Surabaya untuk memberikan pendampingan belajar bagi anak-anak di Balai RW serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa, guru, serta masyarakat untuk peduli terhadap pendidikan di Kota Surabaya. Sinau dan Ngaji Bareng Arek Suroboyo dilaksanakan di Balai RW dan sudah dapat dijumpai di seluruh kecamatan di Kota Surabaya. Syaratnya cukup mudah, yaitu kelurahan mengusulkan ke Dinas Pendidikan untuk dapat dilaksanakan program Sinau dan Ngaji Bareng. Kemudian Dinas Pendidikan melakukan pengecekan di lokasi dengan mempertimbangkan kesiapan balai RW, sarana prasarana, komitmen kelurahan dan warga sekitar serta terdapatnya anak usia sekolah untuk diselenggarakan pendampingan belajar dan mengaji.
Adapun tujuan pelaksanaan program sinau dan ngaji bareng adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan kegiatan "Ayo Sinau Bareng" bisa diikuti oleh para peserta didik setiap
hari Senin dan Sabtu pukul 18.00-20.00 WIB. Sedangkan untuk pelaksanaan "Ayo Ngaji
Bareng", bisa diikuti setiap Rabu pukul 18.00-20.00 WIB. Saat ini program sinau dan ngaji
bareng sudah dapat diakses di 219 Balai RW, pada 129 Kelurahan dan 31 Kecamatan.
Terdapat 7.570 fasilitator yang terlibat di program Sinau dan Ngaji Bareng yang
terdiri dari guru 5.662 fasilitator, mahasiswa 1.882 fasilitator dan masyarakat 26
fasilitator. Adapun fasilitator mahasiswa merupakan mahasiswa yang mendapat beasiswa Pemuda Tangguh dari Pemerintah Kota Surabaya serta mahasiswa yang berasal dari
berbagai universitas yang menjalin kemitraan dengan Pemerintah Kota Surabaya, antara
lain:
Bapak Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa program sinau bareng
juga merupakan sarana untuk meningkatkan atmosfer toleransi di Kota Surabaya. Dimana
pengajar berasal dari para pemuda lintas agama yang dapat mengajarkan tentang
pentingnya pengetahuan dan pengenalan agama bagi anak-anak di Kota Pahlawan.
Kolaborasi dengan pemuka agama dan perguruan tinggi adalah wujud dari kebersamaan
dan gotong royong yang diinginkan oleh Walikota Eri dalam membangun sebuah kota.
"Para pengajar atau mentor terbuka untuk warga pemeluk setiap agama. Mulai dari
agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Maka, itu akan menjadi sangat
indah untuk Surabaya," tutur Cak Eri Cahyadi.
Dalam rangka meningkatkan upaya monitoring yang terdigitalisasi, Dinas Pendidikan
mempunyai aplikasi dalam bentuk web khusus untuk program Sinau dan Ngaji Bareng. Tutor
melaporkan kegiatan belajar mengajarnya di website tersebut sedangkan ketua RW
melaporkan di menu laporan RW.
Bagi peserta didik yang ingin mengetahui jadwal pembelajaran bisa mengakses
langsung di website https://dispendik.surabaya.go.id/sinau-bareng. Hal ini berlaku juga bagi
para volunteer atau relawan pengajar yang ingin mendaftarkan diri untuk terjun langsung membangun pendidikan serta pendidikan karakter di Kota Surabaya. Bagi dulur
pembangunan yang ingin berpartisipasi aktif mencerdaskan arek-arek Surabaya dan
membangun generasi emas di Kota Surabaya, dapat langsung mendaftar sebab tidak ada
kualifikasi khusus bagi relawan pengajar. Hal ini dikarenakan konsep dari Program Sinau
dan Ngaji Bareng adalah menumbuhkembangkan semangat belajar bersama warga Kota
Surabaya.
Membantu perencanaan tahunan kota dan perangkat daerah
Membantu penyusunan substansi RPJMD dan Renstra
Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, Memuat data pembangunan, dan Memuat sistem informasi data geografis